Depan Profil Deskripsi Singkat Sejarah Desa Bendungan

Sejarah Desa Bendungan

A.     SEJARAH DESA BENDUNGAN

Sebelum terbentuk menjadi desa, Bendungan merupakan cantilan / kampung yang menjadi bagian dari Desa Lebaksiuh, orang-orang di kampung itu membuat  pemukiman tempat tinggal di sepanjang pinggiran kali Cisande untuk mendekati air sebagai sumber utama dalam kehidupan. Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk di kampung tersebut, lama kelamaan kampung tersebut menjadi luas bertambah ke sebelah utara dan sebelah selatan kali Cisande. Setelah kampung menjadi luas maka penghuninya bersepakat untuk melakukan pamekaran / memisahkan diri dari Desa Lebaksiuh dan membentuk sebuah desa yang baru. Karena  di sebelah hilir kampung tersebut  terdapat sebuah bendungan air yang berfungsi untuk mengairi perkebunan tebu yang terdapat di sekitar kampung, setelah kampung tersebut berubah menjadi desa diberi nama Desa Bendungan sampai sekarang. Sejak berdiri Desa Bendungan telah terbentuk beberapa kampung – kampung  dan cantilan antara lain : Kampung Sinor Parenca , Kampung Sinor Warung, Kampung Sindang Raja, Kampung Legok, Kampung Tagog, Kampung Karang Tengah, Kampung Landeuh, Kampung Kaler dan Kampung Tonggoh dan Kampung Peujeuh. Waktu terus berjalan sesuai dengan perkembangan pemerintahan, maka dari nama-nama kampung tersebut Desa Bendungan dibagi menjadi 5 (lima) blok yakni Blok Manis, Blok Pahing, Blok Puhun, Blok Wage, dan Blok Kaliwon, 5 (lima) Rukun Kampung (RK), dan 17 (tujuh belas) Rukun Tetangga (RT). Sejak tahun 1985, kelima blok tersebut diperkecil menjadi 4 (empat) dusun yakni Dusun I , Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV, 4 (empat) Rukun Warga (RW), dan 20 (dua puluh) RT.

Telah tercatat yang menjabat sebagai Kepala Desa atau lebih dikenal sebutan Kuwu yang pertama adalah Mister VERLOAT orang Belanda asli yang menikah dengan wanita dari Desa Bendungan keturunan Cina bernama THE TIAH. Dari pasangan suami istri kuwu tersebut kemudian mempunyai anak perempuan bernama Nyi Djioh. Nyi Djioh kemudian menikah dengan Bp. Cakralaksana yang kemudian melahirkan keturunan antara lain Bp. Natalaksana Minar.

Kuwu – kuwu ( Kepala Desa ) yang pernah memimpin Desa Bendungan

antara lain:

1.    Kuwu Pertama                   : Mister Verloat

2.    Kuwu Kedua                      : Bp. Korang

3.    Kuwu Ketiga                      : Bp. Mansur

4.    Kuwu Keempat                  : Bp. Singa Tajim ( Anak Bp.Mansur )

5.    Kuwu Kelima                     : Bp. Bendil

6.    Kuwu Keenam                   : Bp. Singa Praja

7.    Kuwu Ketujuh                    : Bp. Kemong Sastra Dipura

8.    Kuwu Kedelapan                : Bp. Wiradijaya Markani

9.    Kuwu Keembilan                : Bp. Wiradijaya Markani

10.  Kuwu Kesepuluh                : Bp. Natalaksana Minar

11.  Kuwu Kesebelas                : Bp. Abdoel AK                       1975 – 1983

12.  Kuwu Keduabelas              : Bp. Achmad Markani              1983 – 1991

13.  Kuwu Ketigabelas              : Bp. Achmad Markani              1991 – 1999

14.  Kuwu Keempatbelas          : Bp. Tatang Supriatna              1999 – 2007

15.  Kuwu Kelimabelas             : Bp. H. Ardi Suhardi Wijaya      2007 – 2013  

16.  Kuwu keenambelas            : Bp. H. Ardi Suhardi Wijaya      2013 – Sekarang

 

Desa Bendungan dibelah ( di lalui ) oleh sebuah sungai yang memanjang ke arah timur dengan nama sungai Cisande dan dihubungkan oleh sebuah jembatan kecil yang juga sebagai monumen sejarah desa sejak masa kolonialisme hingga pada perkembangannya sekarang. Desa Bendungan   memiliki sebuah masjid jami’ dengan nama Masjid Jami’ Al – Muawanah yang berdampingan dengan Balai Desa yang merupakan pusat pemerintahan desa. Pada tahun 2000 masyarakat desa dan Pemerintahan Desa melakukan renovasi total terhadap Masjid Jami’ Al-Muawanah  sehingga masjid jami’ tersebut berubah menjadi sebuah masjid jami’ yang cukup besar dan megah. Kemudian pada tahun 2008; di bawah kepemimpinan kuwu ( Kepala Desa ) H. Ardi Suhardi Wijaya; Desa Bendungan pun melakukan renovasi total terhadap bangunan Balai Desa yang ada sehingga kini telah memiliki sebuah Gedung Balai Desa Serbaguna yang  megah dan diberi nama GRAHA BENDUNGAN yang merupakan kebanggaan seluruh warga masyarakat Desa Bendungan.